bahkan depresi juga sangat bisa mengancam nyawa Anda dan orang yang Anda
sayang. Meski memang secara fisik orang depresi tidak terlihat sakit,
namun pikiran dan batin mereka sedang benar-benar tidak sehat.
Dan tahukah Anda bahwa kebiasaan saat menjelang tidur juga bisa memicu meningkatnya risiko depresi? Seperti dikutip dari www.everydayhealth.com,
sebuah penelitian menyebutkan bahwa paparan cahaya di malam hari bisa
meningkatkan gejala depresi, kurangnya kualitas tidur, kelainan
metabolik, tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan seperti depresi
dan insomnia yang dikenal dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
Bahkan
penelitian telah mengamati bahwa semakin lama dan intens paparan tubuh
terhadap cahaya di malam hari, semakin besar kemungkinan gejala depresi.
Bagaimana pun, jika dianalisa secara logika, paparan cahaya pada malam
hari bisa mengacaukan ritme sirkardian tidur atau ritme biologis yang
mengatur jadwal Anda tidur dan bangun di alam bawah sadar.
Hal
ini dikarenakan paparan sinar atau cahaya yang terang disalahartikan
oleh tubuh sebagai siang hari, dan tubuh tidak mendapatkan istirahat
yang cukup karena mengira saat itulah Anda beraktivitas, bukan
beristirahat. Alam bawah sadar mengisyaratkan tubuh untuk tidur saat
malam hari dalam suasana gelap.
Jadi, jika Anda tidur dalam
keadaan lampu yang masih menyala terang, tubuh tidak bisa sepenuhnya
beristirahat dan hal ini bisa memicu kelelahan saat Anda bangun. Jika
tubuh terus-menerus kelelahan, hal ini bisa meningkatkan kadar stress
dalam tubuh yang nantinya menjadi depresi.
Kalau pun Anda tidak
terbiasa tidur dalam keadaaa gelap atau takut kegelapan, Anda bisa
membiasakan diri secara perlahan dengan cara mengganti lampu tidur
dengan lampu kecil yang redup dan tempatkan di samping tempat tidur
Anda. Jangan ditempatkan tepat di atas kepala atau wajah Anda. Dengan
begini, bisa mengurangi risiko depresi dan bunuh diri.