Sedekah memiliki dua makna yaitu makna umum dan makna khusus. Makna sedekah secara umum mencakup semua kebaikan; mengantarkan orang lain dengan kendaraan kita adalah sedekah, membantu orang lain dengan tenaga kita adalah sedekah, berkata yang baik juga sedekah, bahkan senyum pun sedekah. Adapun makna khusus adalah bersedekah dengan harta benda yang kita miliki dan inilah yang akan menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini dengan ijin Allah.
Apa korelasi antara sedekah dan puasa Ramadhan?
Di sisi lain manusia juga pada dasarnya enggan dan berat untuk berkorban, khususnya mengorbankan hal-hal yang ia senangi. Dengan ibadah sedekah, sifat ini akan terkikis, sehingga ia akan menjadi insan yang ringan untuk bederma, berbagi dengan orang lain, dan Allah pun telah menyiapkan pahala dan ganjaran yang sangat banyak untuk mereka yang dapat menaklukkan sifat kikir pada dirinya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
“Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [QS. Al-Hasyr: 9]
Apa keutamaan sedekah di bulan Ramadhan?
1. Pada bulan Ramadhan Allah Ta’ala menebarkan rahmat dan kasih sayang-Nya untuk para hamba-Nya, begitu pula ampunan serta pembebasan dari siksa neraka, maka bagi siapa saja di antara para hamba-Nya yang mengasihi fakir miskin di bulan ini sungguh Allah akan mengasihi, merahmati, dan melapangkan rezekinya.
2. Barang siapa yang dapat memadukan antara puasa dan sedekah, maka itu merupakan kunci surga baginya sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Sahabat bertanya: Untuk siapakah ruangan-ruangan itu wahai Rasulullah? Jawab beliau:
“Untuk siapa saja yang berkata baik, memberi makan, selalu berpuasa dan shalat malam ketika orang-orang dalam keadaan tidur.” [HR. Ahmad dan Tirmidzi, hasan].
“Berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh buah kurma.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Baca Juga
Bagaimana bentuk sedekah yang lebih utama?
1. Sedekah yang dilakukan secara tersembunyi, karena ini lebih membantu kita untuk menjaga hati dan keikhlasan dari pada sedekah yang diumumkan, sebagaimana Allah berfirman yang artinya:
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” [QS. Al-Baqarah: 271]
“salah satu golongan manusia yang mendapatkan naungan dari Allah padi hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan Allah adalah mereka yang bersedekah dengan diam-diam, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. [HR. Bukhari dan Muslim]
2. Sedekah yang dilakukan di saat masih sehat dan kuat lebih utama dari pada sedekah dalam keadaan sakit atau sekarat, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Engkau (seharusnya) bersedekah ketika kamu masih sehat, rakus dengan dunia, takut miskin, dan bercita-cita menjadi orang kaya. Jangan tunda sedekah sampai ruh berada di kerongkongan, kemudian kamu mengatakan: ‘Untuk si A sekian, si B sekian, padahal sudah menjadi milik orang lain (yakni ahli warisnya).” [HR. Bukhari dan Muslim]
“Satu dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau infakkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang engkau sedekahkan untuk orang miskin, dan satu dinar yang engkau infakkan untuk keluargamu, sungguh (dari keempat infak tadi) yang lebih utama adalah yang engkau infakkan untuk keluargamu.” [HR. Muslim]
1. Sedekah di sisi Allah itu bukanlah karena berapa jumlahnya, tapi yang terpenting adalah sedekah yang dilakukan secara berkesinambungan sekalipun jumlahnya sedikit di mata manusia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang bersifat terus menerus walaupun jumlahnya sedikit.” [HR. Bukhari Muslim]
2. Jagalah keikhlasan dan bentengi hati dari segala hal yang dapat merusak nilai sedekah yang telah kita keluarkan, karena kalau tidak, maka sedekah kita akan sia-sia. Bersedekah karena ingin dilihat dan dipuji orang lain (riya’), bersedekah kemudian berkata kasar kepada orang yang disedekahi (al-adza), atau bersedekah kemudian menyebut-nyebut lagi sedekah yang telah dilakukan (al-mann) semua ini dapat menjadikan sedekah menjadi sia-sia, bagaikan batu yang licin kemudian diletakkan di atasnya debu selang beberapa saat turun hujan yang sangat deras, bayangkan apa yang akan terjadi pada debu itu? Itulah gambaran sedekah yang sia-sia.
Semoga Allah Ta’ala selalu memberi kita taufik agar dimudahkan untuk selalu beramal saleh, khususnya di bulan Ramadhan yang penuh berkah, Amin