Orang-orang yang Doanya Mustajab serta Waktu Doa Mustajab

Syauqisubuh- Di dalam doa terdapat bentuk sikap perendahan diri seorang hamba kepada Tuhannya dan Allah sangat menyukai hamba-Nya yang merendah diri. Banyak ulama mengatakan bahwa doa merupakan ibadah yang paling mulia di sisi Allah subhanahu wa ta’ala
“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
A. Orang-orang yang terkabul doanya
1. Doa orang yang dizalimi, musafir, dan doa orangtua.
Rasulullah Saw. bersabda, “Tiga orang yang doanya pasti dikabulkan adalah doa orang yang teraniaya, doa orang dalam perjalanan dan doa orangtua untuk anaknya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
“Doa orang yang teraniaya akan dikabulkan Allah. Bila ia seorang yang durhaka, kedurhakaannya berpulang hanya pada dirinya.” (HR. Ahmad dan Bazzar)
“Doa orangtua itu dapat menembus hijab (pembatas antara makhluk dan Allah).” (HR. Ibnu Majah)
2. Doa orang yang berpuasa dan Imam (pemimpin) yang adil.
“Tiga orang yang doanya tidak ditolak: orang yang puasa saat berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang mazlum (teraniaya).” (HR. Tirmidzi)
“Bagi orang yang berpuasa, saat berbuka ada doa yang mustajab.” (HR. Nasa’i)

3. Doa orang yang banyak berzikir kepada Allah.
“Tiga orang yang doanya tidak ditolak oleh Allah Azza wa Jalla: orang yang banyak berzikir kepada Allah, orang yang teraniaya, dan pemimpin yang adil.” (HR. Baihaqi)
4. Doa orang yang mendoakan saudaranya dari kejauhan dan doa anak untuk orangtuanya.
 “Empat orang yang doanya dikabulkan: pemimpin yang adil, seorang yang mendoakan saudaranya dari kejauhan, doa orang yang teraniaya, dan seorang yang mendoakan orangtuanya.” (HR. Abu Nu’aim)
“Doa orang yang tidak ada hijab antara keduanya dengan Allah: doa orang yang teraniaya, dan doa seseorang untuk saudaranya di kejauhan.” (HR. Thabrani)
“Doa orang yang paling mustajab ialah doa seseorang untuk saudaranya yang saling berjauhan.” (HR. Bukhari, Abu Daud, dan Tirmidzi)
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”(HR. Muslim)
“Doa seorang muslim untuk saudaranya di seberang sana sungguh mustajab. Di kepalanya ada malaikat yang ditugasi oleh Allah untuk mengucapkan ‘amin’ setiap kali ia mendoakan kebaikan buatnya. Malaikat itu juga berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu’.” (HR. Bukhari dan Ahmad)
“Doa seseorang untuk saudaranya dikejauhan tidak akan ditolak.” (HR. Bazzar)
Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah berkata, “Doa ikhwah fillah adalah mustajab.” (HR. Bukhari)
5.Doa yang berhaji, umrah, berperang di jalan Allah, dan yang sakit.
 “Lima orang yang doanya dikabulkan dengan cepat: orang yang dizalimi sampai ia mendapatkan kemenangan atau pertolongan, orang yang melaksanakan haji hingga ia pulang, orang yang berperang sampai ia kembali ke kampung halamannya, orang yang sakit hingga sembuh, dan seseorang yang mendoakan saudaranya di kejauhan.” (HR. Baihaqi)
“Jika seseorang dari kamu berihram, ucapkanlah ‘amin’ atas doanya. Manakala ia membaca ‘Allahummaghfirlii’ (ya Allah, ampunilah aku), hendaklah ia mengucapkan ‘amin’. Janganlah ia mengutuk binatang atau seseorang, karena doa kutukannya itu dikabulkan Allah. Bila dia berdoa untuk kebaikan orang-orang yang beriman, niscaya akan dikabulkan.” (HR. Dailami)
“Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Jika mereka berdoa, pasti dikabulkan, dan manakala mereka beristighfar (memohon ampun), niscaya mereka diampuni.” (HR. Ibnu Majah)
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah, mereka adalah tamu Allah. Allah telah menyeru mereka, dan mereka pun menyambutnya. Jika mereka meminta kepada Allah, Allah pun memperkenankan permohonan mereka.” (HR. Ibnu Majah dan Bazzar) 
6. Doa orang yang sakit dan terkena musibah
“Jika engkau menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar ia berkenan mendoakanmu, karena doanya seperti doa malaikat.” (HR. Ibnu Majah)
“Jenguklah orang-orang sakit, dan mintalah kepada mereka agar berkenan mendoakanmu, karena doa orang sakit itu mustajab dan dia diampuni atas dosanya.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
“Manfaatkanlah doa atau permohonan mukmin yang terkena musibah.” (HR. Sa’id bin Manshur dalam Sunan-nya)
“Orang yang terkena musibah, doanya dikabulkan.” (HR. Dailami)
“Doa orang yang sakit tidak ditolak sampai ia sembuh.” (HR. Ibnu Abid Dunya dan Baihaqi)
7. Berdoa di saat lapang dan senang 
“Barangsiapa yang doanya ingin dikabulkan ketika tertimpa kesusahan dan mendapat cobaan, hendaklah ia banyak berdoa ketika senang.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
8. Doa penolong orang kesusahan
“Siapa saja yang menginginkan doanya dikabulkan dan dihilangkan kesusahannya, hendaklah ia membantu (memberikan solusi) orang yang kesusahan.” (HR. Ahmad)
9. Doa orang yang telah tua tetapi istiqomah mengikuti sunnah
 “Sesungguhnya Allah malu untuk tidak mengabulkan permintaan seorang mukmin yang telah tua manakala ia istiqomah menetapi sunnah.” (HR. Thabrani)
10. Doa penghafal Al-Qur’an
“Penghafal Al-Qur’an mempunyai doa yang ketika dibaca akan dikabulkan.” (HR. Baihaqi)

11.Doa berjamaah
 “Tidaklah berkumpul sekelompok orang (muslim) kemudian sebagian dari mereka berdoa dan diamini oleh sebagian yang lain kecuali Allah mengabulkannya.” (HR. Hakim)
“Tidaklah berkumpul tiga orang sambil berdoa melainkan berhak bagi Allah untuk tidak menolak tangan mereka (yang mereka tengadahkan).” (HR. Abu Nu’aim)
B. Waktu-waktu terkabulnya doa
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberi julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.
Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.
2. Ketika berbuka puasa
‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)
3. Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:
“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:
اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku‘”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)
Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
4. Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
5. Di antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
6. Ketika sedang sujud dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Di akhir malam dan di akhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam.
8. Di hari Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat. Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.
Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
9. Ketika turun hujan
“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar di hari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
“Nabi shallallahu ‘alahi Wasallam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa, dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”
Dalam riwayat lain:
“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)

11. Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
12. Ketika Perang Berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
13. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)
Subhanallah.. semoga kita semua bisa mengamalkan sunnah nabi tersebut. aamiin

Leave a Comment